Sejarah berdirinya KK INSIG
Pada tahun 1975 didirikan pendidikan Fotogrametri dan Kartografi dengan nama Pusat Pendidikan Fotogrametri dan Kartografi (PPFK), kerjasama antara pemerintah Belanda (ITC) dengan pemerintah Indonesia (Bakosurtanal). Pendidikan selama satu tahun (D1) diselenggarakan oleh Departemen Teknik Geodesi ITB di kampus ITB. Kerjasama antara pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia berlangsung selama lima tahun, dan sejak tahun 1980 PPFK dilaksanakan melalui kerjasama antara Bakosurtanal dengan ITB. Pusat Pendidikan Fotogrametri dan Kartografi berakhir pada tahun 1985;
Kelompok Bidang Keahlian Pengolahan Citra dan Sistem Informasi Spasial (PCSIS) dibentuk pada tahun
Secara umum, bidang keahlian kelompok riset ini dibagi menjadi tiga cabang utama: LaOOS, 3D-MODIS, GeoDIS. KK-InSIG (Kelompok Keilmuan Inderaja dan Sistem Informasi Geografis / Kelompok Riset Ilmu Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh) secara aktif melakukan beberapa kegiatan pengembangan kapasitas terkait dengan teknologi geospasial terbaru setiap tahun. Kelompok riset juga membangun sejumlah kerja sama regional dan internasional dengan melibatkan berbagai sektor swasta, pemerintah, dan lembaga pendidikan tinggi. Selain itu, KK-InSIG berkontribusi aktif dalam misi pemerintah dalam mengembangkan Infrastruktur Data Spasial Nasional (NSDI) dan pemetaan nasional. Laoos: Sistem Observasi Darat dan Laut (LaOOS) melakukan kegiatan penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada pengamatan fenomena dan objek yang ada di daratan, laut, wilayah pantai, bentuk air permukaan seperti danau dan sungai termasuk keanekaragaman hayati dan biogeografi, satelit- penginderaan jarak jauh, pesawat terbang, drone, dan sistem terestrial. Integrasi data penginderaan jauh juga merupakan studi terpisah karena dengan integrasi data diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
LAOOS melakukan kegiatan dari berbagai disiplin ilmu yang menganalisis studi dengan cara multi-disiplin, interdisipliner, dan transdisipliner. LaOOS menerapkan teknologi penginderaan jauh untuk kehutanan, pertanian, perkebunan, perencanaan kota, pengembangan desa, wilayah pesisir dan laut termasuk biogeografi dan keanekaragaman hayati, bidang sosial dan ekonomi seperti kemiskinan, populasi, dan bencana.
Geodis: Penelitian Geospasial Data dan Sistem Informasi berfokus pada pemodelan Sistem Informasi Geografis yang terkait dengan Metode Analisis, Basis Data Spasial, Geocomputation, Kartografi, dan Visualisasi
3D Modis: Penelitian Pemodelan 3D dan Sistem Informasi berfokus pada pemrosesan geospasial. Ini termasuk fotogrametri, grammetri foto jarak dekat, pemindaian laser, pemetaan topografi 3D, model kota 3D dan landscampe, dan pengembangan basis data spasial 3D.